Teringat ketika aku merasakan kebebasan pelajar sebagai status mahasiswa, tiada lagi seragam, tiada lagi aturan, tiada lagi kedisiplinan, dan inilah surge bagi kaum pelajar, BEBAS dan MERDEKA!!.
Realita yang terjadi saat ini, bumi pertiwi sedang di ambang persimpangan jalan, bahkan burung garuda telah kehilangan satu sayapnya, betapa tidak, kita bisa melihat itu semua dari sosok para pimpinan kita, pimpinan yang kita pilih secara langsung, para pemimpin terhormat yang kehilangan wibawahnya secara jelas, nampak oleh mata telanjang. Mungkin sampai saat ini hanya terdapat segelintir dari puluhan pimpinan yang benar-benar amanah dan tanggung jawab, selebihnya non sense. Tak usah menilik jauh-jauh, lihatlah para pimpinan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) tercinta, namanya saja sudah terdapat embel-embel rakyatnya, otomatis mereka adalah ujung tombak dan garda depan rakyat, pastinya suara mereka adalah suara kita, namanya juga perwakilan rakyat.
Melihat realita yang terjadi beberapa minggu ini, ternyata statement di atas, ibarat pasir yang di tebas oleh angin, gaji yang tetap mengalir, meski mangkir kala apat. Kebijakan yang mereka tetapkan, justru menindas rakyat, bahka perilaku mereka saat ini lebih terlihat layaknya mahasiswa atau pelajar putih abu-abu.” Absen penuh tapi tak nampak batang hidungnya”, ya seperti dalam dunia perkuliahan terdapat istilah “TA” (Titip Absen), ingin tertawa terbahak-bahak rasanya, ternyata budaya rapat OSIS atau rapat BEM mereka bawa di dalam majelis nasional sekelas rapat DPR dengan suka cita, seperti istilah bapak Ketua DPR RI; “absen bodong”. Baha\kan ketika sesuatu yang baik diusulkan, maka dengan 1001 alasannya mereka kompak untuk menolak. “Daripada kita sibuk memikirkan mesin absensi, mending kita konsen masalah papua, mesin absensi pasti menghabiskan pengeluaran negara yang banyak lagi”, begitulah alasan-alasan para pimpinan DPR yang imutdan manis yang sering TA.
Lebih cepat dan lebih baik kita menyelesaikan akhlaq para pimpinan rakyat terhormat. Sudah saatnya ketegasan dan kebenaran kembali ditegakkan di atas bumi pertiwi, mengingat Indonesia adalah negara hokum, asas Pancasila adalah pedoman NKRI, bukan buku 1001 tikus bersembunyi.Ingat akan ideologi bangsa dan negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar